GLOSARIUM
KOSAKATA BAHASA INDONESIA DALAM RAGAM MEDIA SOSIAL
Elvi Susanti
UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Indonesia
Sejak diperkenalkan
komputer untuk pertama kalinya pada publik tahun 1964, model-model komputer
mulai berkembang.Sepuluh tahun kemudian pada 1974, komputer pribadi alias personal
computer (PC) mulai dipasarkan.Enam tahun kemudian
industri PC sudah menjadi
bisnis US$1 miliar.Prestasi ini dimonumenkan oleh majalah Time sebagai Machine
of The Year 1983 – menggantikan predikat tradisional Man of The Year.Setahun
kemudian Apple merilis komputer Machintosh.Pada tahun 1987, tercatat 25 juta PC
terjual di Amerika Serikat.1
Pada tahun 1975, hal
serupa ditanggapi dengan cepat oleh Bill Gates dengan impiannya, “Sebuah
komputer pada setiap meja dan di setiap rumah”. Kurang dari 25 tahun kemudian,
ia berujar lagi: “Komputer pribadi tak akan pernah mati. Memang komputer akan
berubah bentuk menjadi bentuk-bentuk tertentu. Tapi akan selalu menjadi mesin
serbaguna. Kita akan sangat bergantung padanya”.
Saat ini internet sudah
menjadi istilah yang akrab dalam keseharian kita.Internet, jaringan pintar yang
menghubungkan komputer dan manusia, pada tingkat tertentu, sudah menjadi
semacam kebutuhan bagi orang yang membutuhkan informasi dan komunikasi. Menjadi
ikon utama bagi kemajuan ranah teknologi dan informasi (TI), internet telah
mengubah cara orang berpikir, bekerja, berbelanja, belajar, dan berkomunikasi. Semenjak
media sosial berkembang pesat di Indonesia, bahasa Indonesia pun ikut
berkembang dengan cepat. Banyak istilah dan kosakata dalam ragam lisan yang
baru dijumpai. Perubahan tersebut menyumbangkan banyak kosakata baru dalam
bahasa Indonesia untuk didokumentasikan dalam bentuk glosarium. Dalam kurun
waktu Februari 2016 – September 2016 saja, peneliti menemukan 280 kosakata yang
dikategorikan sebagai jenis kata benda, kata kerja, kata sifat, kata ganti,
kata tanya, kata sapa, dan kata keterangan. Data dikelompokkan menjadi 3 bagian
yaitu berdasarkan kata, akronim, dan frasa.
Dari data yang
dikumpulkan, kata sifat dijumpai paling banyak, yaitu 114 kata atau 40 persen
dari keseluruhan data. Disusul kata kerja 103 kata (38%), kata benda 27 kata
(9,6%), kata keterangan sebanyak 23 kata (8,2%), kata ganti sejumlah 8 kata
(3%), kata tanya dijumpai 3 kata (1%), dan kata sapa hanya ditemukan 2 kata
(0,71%).
Dari 280 kosakata yang
ada peneliti juga menganalisis asal-usul (etimologi) kosakata tersebut.
Kosakata yang digunakan dalam media sosial ada yang berdasarkan kreativitas
penggunanya tanpa ada asal-usul sebelumnya, namun ada yang berasal dari bahasa
asing (Inggris, Korea, Jepang), bahasa Indonesia, bahasa daerah, kosakata yang
dibolak-balik susunannya, kosakata yang memang sudah ada dalam kamus bahasa
gaul, dan bahasa slang yang sudah ada sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar